Bab VI – Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat
dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang
ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak
mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan
tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda
tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam
berbelanja.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang
paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam
masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati
akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran
kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat
tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang
banyak jasanya kepada masyarakat,
para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
Kesamaan Derajat
Dalam Hidup bernegara tidak ada nya dibedakan mana penjabat dan rakyat dimata hukum.Kesamaan derajat dalam istilah dibidang Kewarganegaraan adalah sama dalam arti tidak membedakan atau mengistimewahkan seseorang. Kesamaan derajat tidak dilihat dari orang itu memliki harta berlimpah atau tidak,karena di mata Tuhan semua sama saja,hanya dibedakan dengan kesempatan dan takdir dari masing-masing orang.Hendaklah kita saling membantu sebagai mahluk yang diciptakan menjadi mahluk sosial.Masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita,setiap manusia sama semua derajatnya.
Mungkin banyak saat ini sikap saling memilih,oleh karena itu negara ini tidak berkembang,kini saatnya bukannya saling mendiskriminasi,tetapi saling melihat diri sikap dan perilaku kita.
1) ELITE
Dalam masyarakat tertentu ada
sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat
tertentu penduduk tidak diikut sertakan.
A. PENGERTIAN
Ada 2 definisi mengenai pengertian
dari elite :
a) Menurut KBRI,
elite adalah orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok/kelompok
kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawan,
cendekiawan, dsb)
b) Dalam arti
lebih khusus, elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu
dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih
umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur
struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi,
pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan
pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat
menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama
sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat
tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang
memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kehijaksanaan. Mereka itu
mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan
dan lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya
memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan
elite masyarakatnya.
B. FUNGSI ELITE DALAM MEMEGANG
STRATEGI
Dalam suatu kehidupan social, pasti
selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan suatu golongan tersendiri sebagai
suatu golongan yang penting, mempunyai kuasa, dan kedudukan yang terhormat /
terkemuka disbanding massa. Penentuan ini terjadi karena penghargaan dari
masyarakat terhadap peranan yang diluncurkan dalam kehidupan masa kini dan
andilnya dalam meletakkan dasar-dasar kehidupan pada masa yang akan dating.
Golongan minoritas yang berada di posisi teratas dan secara fungsional dapat
berkuasa dan menentukan dalam studi sosial dikenal sebagai elite.
Kelompok minoritas yang mempunyai
nilai secara sosial ini berkembang sejalan dengan perkembangan fungsional
masyarakat. Pengembangan elite sebagai suatu kelompok minor yang berpengaruh
dan menentukan tetap beranjak dari fungsi sosialnya di samping adanya
perkembangan-perkembangan lain sesuai dengan latar belakang sosial budaya
masyarakat. Ada dua kecenderungan untuk menetukan elite didalam masyarakat
yaitu :
Pertama, menitik beratkan pada fungsi sosial. Kedua,
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral. Kedua kecenderungan ini melahirkan
dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal. Elite internal
menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan dengan
perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa. Sedangkan
elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan
dengan problem-problema yang memperlihatkan sifat yang keras masyarakat lain
atau masa depan yang tak tentu.
Golongan elite sebagai suatu
minoritas sering ditampakkan dengan beberapa penampilan, yaitu :
a) Elite sebagai
suatu poros kehidupan masyarakat secara menyeluruh dan menduduki posisi penting
b) Faktor utama
yang menentukan kedudukan mereka yaitu menurut keunggulan dan keberhasilan
dilandasi dengan kemampuan, baik yang bersifat fisik / psikis, materiil /
immaterial
c) Mereka yang
termasuk elite itu, memiliki tanggung jawab lebih besar daripada masyarakat
lainnya
d) Ciri-ciri yang
lebih konsekuen dan transparan dari ketiga hal di atas yaitu imbalan / upah
mereka yang lebih besar di peroleh dari hasil pekerjaan dan usahanya.
Kelompok inti sosial akan melahirkan
elite sesuai dengan kecenderungan
masyarakat menentukan golongan yang mempunyai fungsi sosial terbesar / kelompok
terkemuka masyarakat. Yang dimaksud kelompok inti sosial itu mungkin seperti
pemuka-pemuka agama, mungkin juga seperti para pemegang kekuasaan, militer, dan
yang lainnya yang dapat dijadikan penghubung / perantara bagi kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat.
Setiap golongan / suku bangsa, tentu
mempunyai kebiasaan, kebudayaan / adat istiadat masing-masing. Oleh karena itu,
akan banyak nilai yang dijadikan anutan dalam masyarakat yang heterogen
tersebut. Para elite tentunya harus dapat menyesuaikan dirinya dalam menguasai
masyarakat. Mereka harus dapat mengambil kebijaksanaan untuk dapat memimpin
masyarakatnya agar terjalin kerjasama yang baik dalam meraih tujuan. Mereka
juga harus memperhatikan beberapa hal dalam pengambilan kebijaksanaan tersebut,
yaitu : tujuan yang akan di capai, adaptasi diri, integrasi, memperhatikan
serta memelihara norma yang berlaku.
Tujuan yang akan di capai harus
terikat serta merupakan tujuan bersama kepandaian dalam menyesuaikan diri
terutama bagi elite baru dapat membantunya secara efektif dalam mengarahkan
masyarakatnya untuk mencapai tujuannya tersebut. Berhubungan dengan fungsi yang
harus dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan, mereka harus dapat
mengatur strategi yang tepat. Dalam hal ini, kita dapat membedakan elite
pemegang strategi secara garis besar, yaitu :
a) Elite politik ( yang berkuasa dalam mencapai suatu tujuan
dan biasa disebut sebagai elite dari
segala elite )
b) Elite ekonomi, militer, diplomatik, dan cendekiawan ( yang
berkuasa pada masing-masing bidang tersebut )
c) Elite agama, filsuf, pendidik, dan pemuka agama
d) Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti :
artis, penulis buku ( novelis, komikus ), tokoh film, dan sebagainya.
Elite dari segala elite haruslah
dapat menjalankan fungsinya dengan mengajak para elite pemegang strategi di
masing-masing bidang untuk menjalin kerja sama yang baik. Adanya perbedaan
dalam masyarakat tersebut seluruhnya merupakan tanggung jawab para elite
tersebut untuk dapat bekerjasama lain di dalam tiap lembaga kehidupan
masyarakat. Di dalam suatu masyarakat, mungkin tindak-tanduk elite merupakan
contoh, dan sangat mungkin seorang elite diharapkan dapat melakukan segala
fungsi yang multi dimensi walaupun kadang sulit untuk dilaksanakan.
2) MASSA
Dalam sosiologi, istilah “massa”
mengandung pengertian kelompok manusia yang tak bisa dipilah-pilah, bahkan
semacam kerumunan (crowd) yang bersifat sementara dan dapat dikatakan: segera
mati. Dalam kelompok manusia yang seperti ini, identitas seseorang biasanya
tenggelam.
Masing-masing akan mudah sekali
meniru tingkah laku orang-orang lain yang “sekerumunan.” Puncak dari tingkah
laku mereka akan dilalui, katakanlah maksudnya selesai, apabila secara fisik
mereka sudah lelah dan tujuan bersamanya telah selesai dilaksanakan / sudah
tercapai semua.
Istilah massa dipergunakan
untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan
spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi secara fundamental
berbeda dengan crowd dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang
yang berperan serta dalam perilaku massal seperti mereka yang terbangkitkan
minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai
tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebgai dibertakan
dalam pers atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
Ciri-ciri yang membedakan dalam massa adalah :
- Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers
- Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim
- Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya, tidak memilki kesempatan untuk bergerombol seperti yang biasa dilakukan oleh crowd
- Very loosely organized, serta tidak bisa bertindak secara bulat / sebagai satu unit kesatuan seperti halnya crowd.
Peranan individu-individu di dalam
massa penting sekali kenyataan bahwa massa adalah terdiri dari
individu-individu yang menyebar secara luas di berbagai kelompok dan kebudayaan
setempat. Dapat diartikan bahwa object of interest yang menarik perhatian dari
mereka yang membentuk massa adalah perhatian dari mereka yang membentuk massa,
adalah sesuatu yang terletak di luar kebudayaan dan kelompok-kelompok setempat.
Obyek massa interest diimajinasikan sebagai penarikan perhatian orang-orang
dari kebudayaan dan lingkungan setempat mereka, dan mengalihkannya kepada
semesta yang lebih luas, ke arah yang tidak di batasi oleh peraturan-peraturan
/ harapan-harapan. Massa bisa di pandang sebagai tersusun oleh
individu-individu yang terpisah, yang menghadapi area penghidupan yang menarik
perhatian, tapi yang juga membingungkan dan sulit untuk di atur. Sebagai
konsekuensinya, sebelum obyek-obyek tadi anggota-anggota daripada tindakannya.
Mereka berada dalam situasi tidak
mampu berkomunikasi satu dengan yang lainnya kecuali dalam cara yang terbatas.
Anggota-anggota massa di paksa bertindak secara terpisah sehingga individual.
Massa dapat dikatakan sebagai gambaran kosong dari suatu masyarakat /
persekutuan. Ia tidak memiliki organisasi sosial, tidak ada lembaga kebiasaan
dan tradisi, tidak ada struktur status peranan, dan tidak memiliki
kepemimpinan yang statis dan mantap. Ia semata-mata hanya terdiri dari
individual-individual yang terpisah, anonym, dan dengan begitu homogeny
sepanjang perilaku massa dilibatkan. Lebih transparan bisa dilihat, bahwa
perilaku massa, hanya oleh karena ia tidak diciptakan melalui aturan-aturan,
maka ia adalah sesuatu yang spontan dan orisinil. Dalam hal ini massa banyak
kemiripan dengan crowd.
Tetapi massa adalah individu-individu
yang terpisahkan tidak seperti crowd yang menggerombol dan ber interaksi.
Kenyataan ini, bahwa individual pada massa bertindak cenderung berlandaskan
kepada kesadaran sendiri yang spontan daripada kesadaran diri yang sudah
digariskan. Ia cenderung merespon obyek-obyek yang menarik perhatian atas dasar
impuls-impuls yang dibangkitkan, daripada respon sugesti yang ditimbulkan
berdasarkan hubungan yang erat. Secara paradoksial, bentuk perliaku massa
terletak pada garis aktivitas individual. Aktivitas individual ini terutama
berada dalam bentuk seleksi, yaitu seleksi yang dibuat dalam respon yang samar
atau tidak tentu yang ditimbulkan oleh obyek yang massa interest. Perilaku
massa, sekalipun merupakan satu himpunan garis tindakan yang individual, bisa
menjadi sangat penting artinya. Jika garis-garis ini bertemu, pengaruh dari
massa kemungkinan adalah luar biasa, seperti diperlihatkan oleh efek-efek yang
melanda lembaga-lembaga sebagai akibat dari pertukaran atau bekerjanya
selective interest dari massa.
Elite sebagai minoritas yang
memiliki kualifikasi tertentu yang eksistensinya sebagai kelompok penentu dan
berperan dalam masyarakat diakui secara legal oleh masyarakat pendukungnya.
Dalam kenyataannya elite penguasa lebih tersebar, jangkauannya lebih luas,
tetapi bersifat lebih umum, tidak terspesialisasi seperti kelompok penentu.
Kita mengenal, adanya kelompok penguasa merupakan golongan elite yang berasal
dari kondisi sejarah masa lampau dan kelompok penguasa ini lebih mendasarkan
diri pada hal yang lebih bersifat kepentingan birokrat. Bisa kita jumpai
kelompok penguasa ini, pada kelompok birokratis yang bersifat lebih khusus.
Berfungsi sebagai pembuat kebijakan dan sebagai elite pemerintah. Kelompok
elite pemerintah banyak berperan dalam mengemban fungsi sosial. Kita dapat
melihat kelompok elite penentu ini berperan dalam fungsi sosial yaitu sebagai
berikut:
1) Dapat di lihat
sebagai suatu lembaga kolektif yang merupakan pencerminan kehendak
masyarakatnya. Dalam hal ini berperan sebagai lembaga yang berwenang mengambil
keputusan akhir
2) Sebagai lembaga
politik, elite penentu ini memiliki peranan memajukan masyarakatnya dengan
memberi kerangka pemikiran konsepsional
3) Memiliki
peranan moral dan solidaritas kemanusiaan, baik dalam pengertian nasionalisme
atau universal
4) Elite penentu
lainnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemuasan hedonik / intrinsik lainnya
bagi manusia, khususnya terhadap reaksi-reaksi emosional.
Peranan ini dapat disebut sebagai
peranan ekspresif, kelompok elite sebagai pemenuh kebutuhan ini bekerjasama
dengan nilai ethis estetis. Disinilah kehadiran para seniman, sastrawan, dan
yang lainnya. Dapat juga berfungsi sebagai kontrol sosial yang berpegang pada
hal-hal yang universal dan simbolik
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar